B.Demand
Wisata dan Kawasan Non Alami
Supply wisata adalah segala sesuatu baik barang ataupun jasa yang
ditawarkan kepada
pengunjung pada suatu kawasan wisata. Berbicara mengenai penawaran wisata meka
akan berkaitan dengan apa dan berapa banyak yang ditawarkan, kepadasiapa tawaran itu ditawarkan dan
kapan waktu penawaran tersebut diberikan(Avenzora
2008). Sedangkan Damanik Weber (2006)
mengatakan bahwa penawaran wisata dapat dikategorikan menjadi bentuk produk dan
jasa. Produk wisata adalah semua produk yang diperuntukkan bagi seseorang dalam
melakukan kegiatan wisata.Sedangkan, jasa wisata adalah gabungan produk
komposit yang terangkum dalama traksi transportasi, akomodasi dan hiburan. Produk dan
jasa ini harus sudah siapdikonsumsi oleh wisatawan. Elemen penawaran meliputi
atraksi, aksesibilitas danamenitas.
Spillane
(1994: 63)
menambahkan bahwa tujuan wisata juga harus memiliki lima unsur penting
yaitu (1) attraction yaitu hal-hal yang menarik perhatian wisatawan, (2) fasilities
yaitu fasilitas-fasilitas yang diperlukan, (3) infrastructure, (4)
transportation atau jasa transportasi, dan (6) hospitality atau
keramahtamahan/kesediaan untuk menerima tamu. Mengingat kompleksnya
permasalahan pariwisata perlu dirumuskan perencanaan pembangunan yang
memiliki kerangka kerja berdasarkan sistem mengingat masing-masing
subsistem tidak berdiri sendiri melainkan saling mempengaruhi satu sama
lain.
Demand Wisata adalah
suatu permintaan wisata terhadap ruang, waktu danharga tertentu. Suatu demand
wisata akan berkaitan dengan siapa yang meminta, apadan berapa banyak yang
diminta dan kapan waktu permintaan tersebut(Avenzora:2008).
Damanik dan Weber (2006) mengemukakan
bahwa unsur-unsur penting
dalam
Demand adalah penduduk lokal dengan segala kebudayaannya
yang menjadi sumber daya manusia. Unsur lainnya yaitu
aksesibilitas yang mudah dana komodasi.Keberhasilan suatu kegiatan pariwisata sangat
ditentukan oleh tingkat kualitaspelayanan yang diberikan kepada para wisatawan.
Hal ini dinilai karena kualitas dipercaya berbanding lurus dengan „kepuasan wisatawan,
dan jika kepuasan wisatawan
terpenuhi diharapkan apresiasi dalam upaya memperbaiki tata cara pelayanan dapat menjadi lebih baik (Budiono, 2004).Martin et.al(2000) dalam Budiono (2004) menjelaskan lima
dimensi untuk mengukur kualitas pelayanan dari objek wisata antara lain profeisonalism, tangibility, complementary, offer, basic benefit, and location. Kelima dimensi ini
digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan dari suatu objek wisata
yang dikaitkan dengan kepuasan dari wisata wanyang berkunjung dari suatu objek wisata.
Spillane (1994: 63) menambahkan
bahwa tujuan wisata juga harus memiliki lima unsur penting yaitu (1)
attraction yaitu hal-hal yang menarik perhatian wisatawan, (2) fasilities yaitu
fasilitas-fasilitas yang diperlukan, (3) infrastructure, (4) transportation
atau jasa transportasi, dan (6) hospitality atau keramahtamahan/kesediaan untuk
menerima tamu. Mengingat kompleksnya permasalahan pariwisata perlu dirumuskan
perencanaan pembangunan yang memiliki kerangka kerja berdasarkan sistem
mengingat masing-masing subsistem tidak berdiri sendiri melainkan
saling mempengaruhi satu sama lain.
Agro (agricultural): Pariwisata Agro (Agro Tourism) dipandang dari sisi permintaan (demand), pada hakekatnya didasari oleh minat terhadap kehidupan dan lingkungan pertanian dalam arti luas, – termasuk di dalamnya adalah minat terhadap budaya cocok tanam, perikanan (air tawar), peternakan, perkebunan, kehutanan dan sejenisnya.
Kemudian dari sudut pandang penawaran (supply) tumbuh berbagai kawasan wisata (tourism resort) yang bersifat khusus, bernuansa alami seperti pertanian, taman bunga, kebun buah-buahan, peternakan ikan hias, peternakan sapi perah, taman margasatwa, kebun raya dsb. Dalam hubungannya dengan pariwisata agro, motivasi special interest banyak dijumpai, seperti dalam hubungannya dengan kehidupan dan keberadaan tumbuhan atau satwa langka dan/atau tumbuhan atau satwa spesifik.
Martin, et.al (2000) dalam Budiono (2004) menjelaskan pengertian
kualitasdalam lima dimensi dan dua puluh dua indikator seperti: Profesionalism dengan indikator
perhatian personal, kepedulian dan persahabatan dari para pekerja dari disuatu
kawasan wisata sehingga terwujudnya sikap saling bekerjasama dalam menyambut tamu dan memberikan kesan
positif.Tangibility, memiliki indikator kanyamanan ruangan, kemenarikan, dan
kesederhanaan dekorasi, keteraturan dankerapihan instalasi listrik, serta
kebersihan fasilitas. Complementary offer ,indikatornya berdasarkan pengadaan
kegiatan pada momen tertentu, festival-festival, atau perayaan tertentu, didukung
oleh lokasi yang memadai. Basic benefit,dinilai berdasarkan ketenangan lokasi,
penyewaan tempat-tempat tertentu, kualitas makanan minuman, harga bersaing.
Hall (2000:51) terdiri
dari 2 bagian besar yaitu supply dan demand, dimana masing-masing
bagian merupakan subsistem yang saling berinteraksi erat satu sama lain. Sub
sistem demand (permintaan) berkaitan dengan budaya wisatawan sebagai
individu. Latar belakang pola perilaku wisatawan dipengaruhi oleh
motivasi baik fisik, sosial, budaya, spiritual, fantasi dan pelarian serta
didukung oleh informasi, pengalaman sebelumnya, dan kesukaan yang akan
membentuk harapan dan image. Motivasi, informasi, pengalaman sebelumnya,
kesukaan, harapan dan image wisatawan merupakan komponen dari subsistem
permintaan sebagai bagian dari sistem pariwisata. Supply sebagai
subsistem dari sistem pariwisata terdiri dari komponen
seperti industri pariwisata yang berkembang, kebijakan pemerintah
baik nasional, bagian, regional maupun lokal, aspek sosial budaya
serta sumber daya alam, dimana masing-masing sub sistem dan sub-sub sistem
sebenarnya juga merupakan sistem tersendiri yang berinteraksi ke dalam
dan ke luar. Baik supply maupun demand akan mempengaruhi pengalaman yang
terbentuk selama melakukan aktivitas wisata.
Location,
kenyamanan pengadaan lokasi umum,fasilitas parkir yang memadai, pemandangan
alam yang indah dan alami, tata letak budaya yang membuatnya tampil
menarik buah tangan dari produksi penduduk setempat.Kawasan non alami
merupakan suatu lanskap alami yang telah memperoleh pengaruh oleh campur tangan manusia
dengan berbagai kegiatan demi menunjang kehidupan manusia sehingga memaksa
melakukan perubahan terhadap lanskapalami. Lanskap non alami disebut juga
dengan lanskap semi alami. Lanskap ini berupa pedesaan dan pertanian
tersebar di antara pusat-pusat kota dan infrastrukturyang relevan antara lain
high ways, jembatan-jembatan, bendungan-bendungan(dykes), tiang-tiang listrik
dll
1.Letak dan
Luas Kawasan
6° 35'
55" S, 106° 47' 37" E. Museum Etnobotani Indonesia terletak di tengah kota Bogor, tepatnya berada di jalan
Ir. H. Juanda no 22-24 Bogor. Letak ruangpameran Museum Etnobotani Indonesia
berada di Lantai Dasar Gedung HerbariumBogoriense atau Bidang Botani Puslit
Biologi saat ini. Lokasi cukup strategis karena
berada di tengah kota Bogor dan berdekatan dengan Kebun Raya Indonesia
Bogor. Hingga saat ini obyek wisata ilmiah Museum Etnobotani
Indonesia ini dikelola olehPusat Penelitian Biologi LIPI Bogor.Museum
Etnobotani Indonesia merupakan salah satu obyek wisata ilmiah,karena didalamnya
memberikan informasi pengetahuan tentang bagaimanatumbuhan atau sumber daya
nabati terdapat hubungan atau kaitan dengan suku-sukubangsa di Indonesia
terutama untuk pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari.
2.Topografi
dan Geografi
Kemiringan
Kota Bogor berkisar antara 0
– 15% dan sebagian kecil daerahnyamempunyai
kemiringan antara 15
– 30%.
Jenis tanah hampir di seluruh wilayahadalah latosol coklat kemerahan dengan
kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cmdan tekstur tanah yang halus serta
bersifat agak peka terhadap erosi. Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya akan hujanorografi.
Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap air masuk kepedalaman dan
naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap air langsungterkondensasi
dan menjadi hujan. Hampir setiap hari turun hujan di kota ini dalamsetahun
(70%) sehingga dijuluki "Kota Hujan". Keunikan iklim lokal
inidimanfaatkan oleh para perencana kolonial Belanda dengan menjadikan
Bogorsebagai pusat penelitian botani dan pertanian, yang diteruskan hingga sekarang.Kedudukan
geografi Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogorserta lokasinya
yang dekat dengan ibukota negara, Jakarta, membuatnya strategisdalam
perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kebun Raya dan IstanaBogor
merupakan tujuan wisata yang menarik. Kedudukan Bogor di antara jalurtujuan
Puncak atau Cianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi
4.Iklim
Kota Bogor
terletak pada ketinggian 190 sampai 330m dari permukaan laut.Udaranya relatif
sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26 °C dankelembaban
udaranya kurang lebih 70%. Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah21,8 °C,
paling sering terjadi pada Bulan Desember dan Januari. Arah mata angin dipengaruhi oleh angin muson. Bulan
Mei sampai Maret dipengaruhi angin musonbarat.
Daya Tarik
Wisata
Destinasi Pariwisata adalah area atau kawasan geografis yang
berbeda dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat
unsur: daya tarik wisata, fasilitas
pariwisata, aksesibilitas, masyarakat serta wisatawan yang saling terkait dan
melengkapi untuk terwujudnya kegiatan kepariwisataan.
Daya tarik
yang tidak atau belum dikembangankan merupakan sumber daya potensial dan belum
dapat disebut daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan
tertentu. Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan.
Tanpa adanya daya tarik di suatu daerah atau tempat tertentu kepariwisataan
sulit untuk dikembangkan.
Daya Tarik
Wisata sejatinya merupakan kata lain dari obyek wisata namun sesuai peraturan
pemerintah Indonesia tahun 2009 kata obyek wisata sudah tidak relevan lagi
untuk menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan maka digunakanlah kata “
Daya Tarik Wisata” maka untuk mengetahui apa arti dan makna dari daya tarik
wisata di bawah ini adalah beberapa definisi/pengertian mengenai DayaTarik
Wisata menurut beberapa ahli :
1. Berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya Tarik Wisata
dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
2. A. Yoeti dalam
bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun 1985 menyatakan bahwa daya
tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah yang lebih sering
digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk
mengunjungi suatu daerah tertentu
- Nyoman S. Pendit dalam bukunya “ Ilmu Pariwisata” tahun 1994 mendefiniskan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.
- Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu.
5. Daya Tarik Wisata adalah segala
sesuatu yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan
6.
Daya Tarik Wisata adalah sifat yang dimiliki oleh suatu obyek berupa keunikan,
keaslian, kelangkaan, lain dari pada yang lain memiliki sifat yang menumbuhkan
semangat dan nilai bagi wisatawan” (budpar)
7.
Daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang
dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau
tempat tertentu.
Dalam UU No.
9 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah
suatu yang menjadi sasaran wisata terdiri atas :
ü Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna.
ü Daya tarik wisata hasil karya
manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata
agro, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan komplek hiburan.
ü Daya tarik wisata minat khusus,
seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat
perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat ziarah dan
lain-lain.
Daya tarik
wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintahan di bagi menjadi tiga macam,
yaitu :
a) Daya Tarik Wisata
Alam
Daya Tarik
Wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik
bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya.
Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan yaitu :
ü Flora fauna
ü Keunikan dan
kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai dan ekosistem hutan bakau
ü Gejala
alam,misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau
ü Budidaya
sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan
b) Daya Tarik Wisata
Sosial Budaya
Daya Tarik
Wisata Sosial Budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai onjek dan daya
tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni
pertunjukan dan kerajinan.
c) Daya Tarik Wisata
Minat Khusus
Daya Tarik
Wisata Minat Khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di Indonesia.
Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus.
Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya:
berburu mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobatan, agrowisata, dll.
Perencanaan
dan pengelolaan Daya tarik wisata alam, sosial budaya maupun objek wisata minat
khusus harus berdasarkan pada kebijakan rencana pembangunan nasional maupun
regional. Jika kedua kebijakan rencana tersebut belum tersusun, tim perencana
pengembangan daya tarik wisata harus mampu mengasumskan rencana kebijakan yang
sesuai dengan area yang bersangkutan.
Suatu Daya
Tarik Wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi
syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, menurut Maryani (1991:11)
syarat-syarat tersebut adalah :
a)
What to see
Di tempat
tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki
daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus
dan atraksi budaya yang dapat dijadikan “entertainment”
bagi wisatawan. What to see meliputi
pemandangan alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata.
b)
What to do
Di tempat
tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan
fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama ditempat
itu.
c)
What to buy
Tempat
tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang
souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ke tempat
asal.
d)
What to arrived
Di dalamnya
termasuk aksesbilitas, bagaimana kita mengunungi daya tarik wisata tersebut,
kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata
tersebut.
e)
What to stay
Bagaimana
wisatawan akan tingggal untuk sementara selama dia berlibut. Diperlukan
penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan
sebagainya.
Selain itu
pada umunya daya tarik wisata suatu objek wisata berdasarkan atas :
ü Adanya sunber daya yang dapat
menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.
ü Adanya aksesibilitas yang tinggi
untuk dapat mengunjunginya.
ü Adanya ciri khusus atau spesifikasi
yang bersifat langka .
ü Adanya sarana dan prasarana
penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
ü Punya daya tarik tinggi karena
memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat,
nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa
lampau.
0 Response to "Wisata dan Ekowisata"
Post a Comment